^^,

Asslamu'alaikum...

Minggu, 05 Juni 2011

Berusaha, Kemudian Lihat Hasilnya

"Kamu sanggup kan melakukan tugasmu???"
"hmm,,, aku pikirkan dulu ya..."


PERCAYA DIRI. itu adalah kunci utama dalam melangkah, kalau kita sudah ragu akan kemampuan kita sendiri,,, maka kita tidaklah melangkah sama sekali...
dan lebih parah lagi,,, kalau kita sudah memikirkan kegagalan,,, kita telah mundur satu langkah,,, meskipun kita terus bergerak...


Tugas dan tanggungjawab memang berat,,, tapi siapa yang tahu kinerja kita, lebih baik dari pada rekan kerja kita???


Mereka yang percaya akan yang kita miliki,,, terimalah,,, itu adalah amanah...
kemudian,, kerjakan tugas itu,,, bukan bermaksud sombong,,, tapi SUNGGUH-SUNGGUH. lalu akan ada hasil usaha kita...


setelah itu,,, kita akan tahu sebenarnya kita mampu atau tidak...
kunsinya adalah: "BERUSAHA, LALU LIHAT HASILNYA"

Jadwal UAS Prodi Pend. Matematika 2010

Jadwal UAS Program Studi Pendidikan Matematika 2010 B

Senin (6/6) = Bahasa Inggris, 13.00, G1
Selasa (7/6) = Manajemen Pendidikan, 07.30, G1
Rabu (8/6) = -
Kamis (9/6) = Media Pembelajaran Berbasis ICT, 10.00, G9
Jum'at (10/6) = PKn-07.30-AulaK, ISBD-10.00-AulaA
Sabtu (11/6) = Biologi Dasar, 13.00, G9
Senin (13/6) = Fisika Dasar, 10.00, G2
Selasa (14/6) = Kalkulus I, 10.00, G9






Jadwal UAS Program Studi Pendidikan Matematika 2010 A

Senin (6/6) = Manajemen Pendidikan, 10.00, G1
Selasa (7/6) = -
Rabu (8/6) = Bahasa Inggris, 07.30, G1
Kamis (9/6) = Media Pembelajaran Berbasis ICT, 08.00, G9
Jum'at (10/6) = PKn-07.30-AulaK, ISBD-10.00-AulaA
Sabtu (11/6) = Biologi Dasar, 13.00, G9
Senin (13/6) = Fisika Dasar, 08.00, G2
Selasa (14/6) = Kalkulus I, 08.00, G9

Kamis, 26 Mei 2011

Sudut dan Satuan Sudut

Sudut dan Satuan Sudut merupakan salah satu materi awal yang cukup sederhana untuk dipelajari. Mudah-mudahan dengan materi ini, para pembaca blog ini akan lebih mudah lagi mempelajari materi Sudut.
* link untuk file tipe flash (*.swf) disini
* link untuk file tipe power point (*.ppt) disini
karena sebenarnya ini merupakan salah satu tugas mata kuliah,,, semoga bisa memberi nilai terbaik...
Amin...

Rabu, 09 Maret 2011

Motivasi: Proses, Lihat dan Cermati

Semua orang akan pernah mebngalami kesedihan,,, kesulitan,,, musibah,,, kemalangan,,, kenapa???
karena Allah sayang pada kita....
Dengan adanya derita itu,,, denagn adanya kesulitan itu,,, dengan jatuhnya air mata itu,,, jangan lihat sebabnya,,, tapi lihat hikmahnya...


Ketika kesulitan datang,,, kita akan berjalan melewatinya... dari perjalanan panjang itu,,, kita belajar kuat...
ketika masalah menerpa,,, bagaimana awalnya air mata terjatuh hingga senuyum kembali menghias wajah elok,,, kita belajar ketegaran...


kebanyakan orang hanya melihat awal dan akhir...
tapi melupakan proses... PROSES,,, 
suatu sebab mengawali kisah,,, l;alu tindakan  demi tindakan dilakukan untuk mencapai akhir kisah itu...
langkah demi langkah,,, aksi demi aksi,,, mengalir di sungai kisah dan melengkapinya...


Selama kita menulis kisah itu,,,
kisah yang panjang,,, tak hanya mengandung sebab dan akibat...
tak hanya awal dan akhir kisah yang tertulis...
tapi juga bagaimana jalan suatu sebab menjadi akibat,,,
bagaimana awal berjalan menuju akhir,,,
bagaimana tinta menggores proses kisah itu hingga kita memperoleh akhir... baik akhir yang klita inginkan,, maupun yang kita hindari...


Nah,,, jika kita selalu menbgabaikan proses,,, maka akhir yang kita dapatkan kebanyakan adalah akhir yang kita hindari...
namun,,, dengan mempelajari proses itu,,  bagaimana dan mengapa,,, kisah selanjutnya akan menghasilkan akhir yang kita inginkan,, bahkan bisa lebih dari itu...
:D
@kacang_kripik

Mengatasi Hati (Syair Ungkapan Rasa)

Aku,,,
jarang bertanya,,,
jarang berbicara,,,
jarang mencari...
Aku,,,
hanya sering diam,,,
hanya sering menunggu,,,
hanya merenung dan tak banyak bercerita...


Kenapa???
karena aku yang tak bisa,,,
walau telah mencoba,,,
untuk menjadi seperti mereka,,,
aku yang tak bisa,,,
walau berusaha menjadi sangat terbuka...


Jika dipikir,,,
aku seolah tak mengerti,,,
aku seolah tak perduli,,,
aku bahkan tak ingin tahu...


Tapi,,,
yang ada di hati ini hanya ingin menghargai...
aku hanya mau mengerti...
tak ingin mengusik...


yah,,, mungkin sedikit salah,,,
atau malah memang salah...


satu hal yang ingin kau untuk tahu,,,
ketika aku  diam,,,
ketika aku acuh,,,
ketika aku tak memperhatikan,,,


jangan terus kau menyalahkan aku,,,
jangan terus kau menghukum aku,,,
jangan terus kau menjauhi aku...


ingatlah,,,
aku kan ada,,,
aku akan setia,,,
aku akan menunggu,,,
aku akan berdiri di tempat kau berdiri...
meski kau kini tak melihat,,,
namun aku tetap ada...


Sulit memang,,,
tapi hati adalah bagian tak terpisahkan dari hidup...
atasi itu,,, dan kau akan tahu...

Rabu, 23 Februari 2011

Nurul Himmah: Sugesti Bisa Diciptakan Sendiri??? (Membantu Bergerak Ke arah Hidup Positif)

Siapa yang tidak kenal dengan master hipnotis Romy Raffael??? ya,,, karena kemampuannya menghipnotis secara cepat dan tak diragukan lagi keberhasilannya itu,,, seluruh pelosok negeri tak lagi asing akan aktivitas membuat orang tak sadarkan diri itu...

Hipnotis yang pada intinya adalah memberikan sugesti pada alam bawah sadar kita itu memang masih belum banyak yang menguasai tekniknya... Sebenarnya tidak perlu tertidur untuk membuat orang tersugesti,,, saya sendiri pernah mencoba menanamkan satu  kebiasaan dan terbukti berhasil...

Apa yang saya lakukan adalah meyakinkan dalam hati dan menanamkan dalam pikiran saya tentang kebiasaan baru itu... ya,,, karena memang inti dari sugesti adalah keyakinan. Sebenarnya orang mudah tersugesti saat dihipnotis karena ia percaya bahwa hipnotis akan emmbantunya... nah,,, apa bedanya dengan sugesti yang kita ciptakan sendiri,,,

Dengan menanamkan Sugesti, dan itu dilakukan oleh diri kita sendiri, maka kita akan tahu kadar yanag kita butuhkan untuk sugesti tersebut. Apakah harus benar-benar kuat atau hanya sekedar pengingat.

Bagaimana menciptakan sugesti itu???
Mudah saja,,, pertama fokus pada apa yang akan kita sugestikan,,, ucapkan sugesti itu,,, dan yakin bahwa kita akan melakukannya...
Nah,,, kenapa kalau kebanyakan orang yang mensugesti di9ri sendiri tidak berhasil???
Hal itu disebabkan adanya keraguan atau kita masih memikirkan hal-hal yang dapat menghambat ataupun menolak sugesti itu... Hanya YAKIN... YAKIN bahwa sugesti tiu akan berhasil,,, fokus pada apa yang akan kita tanamkan...
:D

Minggu, 20 Februari 2011

BAHASA INDONESIA: BAHASA PENGANTAR DUNIA PENDIDIKAN

Sampai 28 Oktober tahun 2006 ini, sudah 78 tahun usia bahasa Indonesia sejak pertama kali disebut secara resmi pada Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Kurun waktu yang tidak dapat dikatakan sebentar, tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai peristiwa berkaitan dengan bahasa Indonesia terjadi. Kongres bahasa Indonesia, berbagai ejaan yang muncul sejak Ejaan van Ophuysen sampai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, seminar-seminar, penelitian-penelitian, dan secara legal formal adalah ditetapkannya bahasa Indonesia secara resmi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dalam bab XV pasal 36 Undang-undang Dasar 1945.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi modern. Fungsi-fungsi ini tentu saja harus dijalankan secara tepat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti telah disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI). Kekhawatiran sebagaian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.
Kekhawatiran seperti tersebut di atas, menurut hemat penulis sah-sah saja. Apalagi kalau kita amati penggunaan bahasa Indonesia oleh para penuturnya. Dalam berbahasa Indonesia sebagaian penutur kurang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana yang bersifat resmi, mereka menggunakan kata-kata/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana takresmi/kehidupan sehari-hari. Padahal, seperti kita ketahui bahwa berbahasa Indonesia secara baik dan benar adalah berbahasa Indonesia sesuai dengan suasana/situasinya dan kaidah-kaidan kebahasaan.
Hal tersebut di atas, mungkin karena sikap negatif terhadap bahasa yang digunakan. Mereka berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Yang terpenting adalah sudah menyampaikan informasi kepada orang lain. Perkara orang lain tahu atau tidak terhadap apa yang disampaikan mereka tidak ambil pusing. Padahal, salah satu syarat utama supaya komunikasi berjalan dengan lancar adalah keterpahaman orang lain/mitra tutur terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, tidak pada tempatnya dalam suasana yang bersifat resmi seseorang menggunakan kata/kalimat/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana takresmi.
Untuk itu, sudah selayaknyalah kalau semua orang/warga negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap bahasa yang mereka gunakan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia baik penutur maupun mitra tutur haruslah mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Kita sebagai warga negara Indonesia harus mempunyai sikap seperti itu karena siapa lagi yang harus menghargai bahasa Indonesia selain warga negaranya. Kalau kita ingin bahasa Indonesia nantinya bisa menjadi salah satu bahasa internasional kita juga harus menghargai, ikut merasa bangga, merasa memiliki, sehingga kita punya jatidiri. Kita, sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur, bangga, dan beruntung karena memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Munculnya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI) tidak perlu memunculkan kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan. Hal ini karena ternyata penggunaan bahasa asing sebagai pengantar ternyata tidak diterapkan pada semua mata pelajaran. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di SNBI hanya diterapkan pada beberapa mata pelajaran.
Memang, intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar menjadi berkurang. Hal itu bisa disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan kepada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Pengkondisian pada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan berarti menghilangkan hal-hal yang bersifat teoretis. Hal-hal yang bersifat teoretis tetap disampaikan tetapi porsinya tidak begitu besar. Dengan pengkondisian seperti itu, siswa menjadi terbiasa mempergunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana resmi mereka menggunakan bahasa resmi dan dalam suasana takresmi mereka menggunakan bahasa takresmi. Selain itu, mereka menjadi terbiasa menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan.
Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.

Bahasa Indonesia dikenal secara luas sejak "Soempah Pemoeda", 28 Oktober 1928, yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Pada saat itu para pemuda sepakat untuk mengangkat bahasa Melayu-Riau sebagai bahasa Indonesia. Para pemuda melihat bahwa bahasa Indonesialah yang berpotensi dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas ratusan suku vangsa atau etnik. Pengangkatan status ini ternyata bukan hanya isapan jempol. Bahasa Indonesia bisa menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasaIndonesia di tengah-tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan.

Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia justru dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ini, kepentingan nasional diletakkan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.

Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi untuk menghambat perhubungan antardaerah antarbudaya. Tetapi, berkat bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Setiap orang Indonesia apa pun latar belakang etnisnya dapat bepergian ke pelosok-pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalamn fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah antarbudaya. Semuanya terjadi karena bertambah baiknya sarana perhubungan, bertambah luasnya pemakaian alat perhubungan umum, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antarsuku, dan bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah satu ke daerah yang lain karena mutasi tugas atau inisiatif sendiri.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mulau dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia dipelihara dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia. Rasa kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia ini pun terus dibina dan dijaga oelh bangsa Indonesia. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia dijunjung tinggi di samping bendera nasional, Merah Putih, dan lagu nasional bangsa Indonesia, Indonesia Raya. Dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri sehingga serasi dengan lambang kebangsaan lainnya. Bahasa Indonesia dapat mewakili identitasnya sendiri apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, yang memang benar-benar tidak diperlukan, misalnya istilah/kata dari bahasa Inggris yang sering diadopsi, padahal istilah.kata tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Sejalan dengan fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, bahasa Indonesia telah berhasil pula menjalankan fungsinya sebagai alat pengungkapan perasaan. Kalau beberapa tahun yang lalu masih ada orang yang berpandangan bahwa bahasa Indonesia belum sanggup mengungkapkan nuansa perasaan yang halus, sekarang dapat dilihat kenyataan bahwa seni sastra dan seni drama, baik yang dituliskan maupun yang dilisankan, telah berkembang demikian pesatnya. Hal ini menunjukkan bahwa nuansa perasaan betapa pun halusnya dapat diungkapkan secara jelas dan sempurna dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kenyataan ini tentulah dapat menambah tebalnya rasa kesetiaan kepada bahasa Indonesia dan rasa kebanggaan akan kemampuan bahasa Indonesia.

Dengan berlakunya Undang-undang Dasar 1945, bertambah pula kedudukan bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Dokumen-dokumen, undang-undang, peraturan-peraturan, dan surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia. Untuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara, bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan. Penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau pagawai baru, kenaikan pangkat, maupun pemberian tugas atau jabatan tertentu pada seseorang. Fungsi ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga dapat menambah kewibawaan bahasa Indonesia.

Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia bukan saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja dipakai sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, tetapi juga dipakai sebagai alat perhubungan formal pemerintahan dan kegiatan atau peristiwa formal lainnya. Misalnya, surat-menyurat antarinstansi pemerintahan, penataran para pegawai pemerintahan, lokakarya masalah pembangunan nasional, dan surat dari karyawan atau pagawai ke instansi pemerintah. Dengan kata lain, apabila pokok persoalan yang dibicarakan menyangkut masalah nasional dan dalam situasi formal, berkecenderungan menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi, di antara pelaku komunikasi tersebut terdapat jarak sosial yang cukup jauh,misalnya antara bawahan - atasan, mahasiswa - dosen, kepala dinas - bupati atau walikota, kepala desa - camat, dan sebagainya.

Akibat pencantuman bahasa Indonesia dalam Bab XV, Pasal 36, UUD 1945, bahasa Indonesia pun kemudian berkedudukan sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Di samping sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam hubungannya sebagai bahasa budaya, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya alat yang memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitas sendiri, yang membedakannya dengan kebudayaan daerah. Saat ini bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan semua nilai sosial budaya nasional. Pada situasi inilah bahasa Indonesia telah menjalankan kedudukannya sebagai bahasa budaya. Di samping itu, dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuna dan teknologi (iptek) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan iptek dan pemanfaatannya kepada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran atau perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha mengikuti perkembangan dan penerapan iptek. Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai bahasa ilmu. Bahasa Indonesia oun dipakai bangsa Indonesia sebagai alat untuk mengantar dan menyampaian ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan.

Bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari lembaga pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai dengan lembaga pendidikan tertinggi (perguruan tinggi) di seluruh Indonesia, kecuali daerah-daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Di daerah ini, bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia. Karya-karya ilmiah di perguruan tinggi (baik buku rujukan, karya akhir mahasiswa - skripsi, tesis, disertasi, dan hasil atau laporan penelitian) yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah mampu sebagai alat penyampaian iptek, dan sekaligus menepis anggapan bahsa bahasa Indonesia belum mampu mewadahi konsep-konsep iptek.

Kamis, 10 Februari 2011

Motivasi Hari Ini : 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup


“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)
Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.
Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.
Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.
Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.
Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.
Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.
Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.
Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.
Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.
Bangun network
Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.
Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.
Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.
Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?
Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin

Minggu, 06 Februari 2011

Hidup: Kisah Pakis dan Bambu


Alkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya.
Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.
“Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah?”
Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.
“Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu?”
Ya,” jawab pria itu.
“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik.
Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi.
Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan.
Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun.
Tapi Aku tidak menyerah.
Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak,
tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu.
Tapi Aku tidak menyerah.
Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu.
Tapi Aku tidak menyerah.
Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah,” kataNya.
“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.
Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.
Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku,” kata Tuhan kepada pria itu.
“Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini,
kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”
“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu. ”
“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.
“Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.”
“Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”
“Saya akan menjulang setinggi apa?” tanya pria itu.
“Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?” tanya Tuhan
“Setinggi yang bisa dicapainya,” jawab pria itu.
“Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik,
meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu,” kata Tuhan.
Nah, pemirsa, bagaimana cerita ini? Semoga bisa mencari cerita motivasi atau inspirasi bagi pemirsa, yang mungkin sedang mengalami proses seperti yang “pohon bambu” alami…

Menguasai Perasaan Kita Sendiri

Setiap pribadi memiliki hak untuk merasakan emosi,,, apapun itu bentuknya... Kadang kala emosi yang tak terebndung menimbulkan masalah tersendiri bagi kita. Yang sebenarnya perasaan itu bisa kita kuasai secara total.
Kita tidak harus menangis berhari-hari jika merasa sedih. Kita tidak harus marah pada setiap kejadian tak mengenakkan.
Bahasa tubuh,,, kekuatan pikiran,,, dan keyakinan...
Hanya tiga,,, cukup tiga hal tersebut,,, membuat diri kita merasa lebih baik nantinya.
jangan menunjukkan ekspresi yang berlebihan,,,
Ketika emosi mulai meluap,,, istirahatkan badan dan pikiran,,, tenangkan hati,,, dan renungkan,,,
"Apa manfaat nya jika saya melakukan tindakan tergesa-gesa dan lebih karena emosi semata?"
yakinkan dalam hati bahwa saya bisa,,, saya bukan orang yang selalu larut dalam emosi saya,,, saya adalah orang yang selalu bisa bangkit dari keterpurukan,,, saya selalu menjadi lebih baik...


:D

Menjadi Diri Sendiri

Setiap orang yang lahir di dunia ini, semua memiliki karakter dan kepribadian masing-masing. Seiring pertumbuhan mereka, maka karakter itu haruslah semakin kuat.
Namun, pembentukan karakter tidak hanya karena bawaan, tapi juga karena lingkungan.
Pada dasarnya, karakter itu haruslah menjadi khas dari diri kita.  Dengan karakter itu, orang-orang akan lebih mudah mengenali kita.
Tidak banyak orang yang sadar bahwa dirinya haruslah menjadi dirinya. Dengan atau tanpa campur tangan orang lain, karakter itu haruslah tampak. Bagaimana menjadi diri sendiri adalah sesuatu yang tidak mudah. Perlu kepercayaan diri,, dan perlu keberanian untuk hanya sebuah kritik.
Bagaiman pribadi kita menjadi dikenali,,, Bagaimana karakter kita menjadi diterima,, Bagaimana teman kita melihat kita apa adanya...
Semua itu tidaklah sulit. kita hanya perlu menggali lebih dalam,,, siapa sebenarnya kita???
Kepribadian lebih banyak muncul ketika mengungkapkan ekspresi secara refkeks. Atau bahkan mungkin ketika sedang emosional.
Kawan,,, apa yang kita miliki,,, manfaatkan itu dan jadilah dirimu sendiri... Dengan begitu,,, menjalani hidup bagaikan menapaki jalan yang dapat kita tentukan arahnya...

Entri Populer